Telisik Lebih Jauh Kopi Termahal Di Dunia


Kopi Luwak yang berasal dari Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai kopi termahal di dunia dengan nilai US$ 150 atau Rp 2,08 juta per 500 gram. Kopi ini juga dianggap lebih aman bagi penderita penyakit jantung dan lambung (maag) karena kadar kafeinnya yang lebih rendah.


Setelah sempat menuai kontroversi baik di luar negeri maupun di dalam negeri sendiri, kopi yang diperoleh dari proses fermentasi hasil kotoran/feses yang dikeluarkan oleh hewan Paradoxurus hermaphroditus ini dipredikat sebagai kopi termahal di dunia. Luwak, nama lokal dari jenis musang yang terdapat di Indonesia ini telah banyak diperbincangkan para penikmat kopi dan sudah menjadi brand kopi teranyar di kancah Internasional.

Picture from http://www.desktopimages.org/wallpaper/70325/love-good-morning-with-coffee-cup




Senilai US$ 150 atau Rp 2,08 juta per 500 gram, kopi termahal yang berasal dari Indonesia ini mengalahkan kopi dari negara lain, seperti kopi Hacienda La Esmeralda, St. Helena Coffee Company Island, El Injerto, dan Fazenda Santa Ines.


Kopi Hacienda La Esmerald yang hanya tumbuh di daerah Boquete, Panama, menduduki peringkat kedua dengan harga Rp 1,4 juta per 500 gram, sementara kopi St. Helena Coffee Company Island yang popularitasnya naik karena biji kopi ini pertama kali ditemukan oleh Napoleon Bonaparte ketika mengunjungi Pulau St. Helena menduduki peringkat ketiga dengan harga Rp 1,09 juta per 500 gram.”


Peringkat ke empat ditempati oleh kopi El Injerto yang berasal dari Huehuetenango, Guatemala  dengan harga  708.000 per 500 gram. Kemudian menduduki peringkat ke lima, kopi Fazenda Santa Ines asal Minas Gerais, Brasil ini dihargai Rp 694.000 per 500 gram karena rasanya yang enak dan manis bagaikan karamel.


Meninjau harganya yang relatif mahal dan untuk meningkatkan daya saing di pasar global, pemerintah melalui Permentan Nomor 37 Tanun 2015 menetapkan peraturan menteri pertanian tentang tata cara produksi kopi luwak melalui pemeliharaan luwak yang memenuhi prinsip kesejahteraan hewan. Hal ini dilakukan menimbang banyaknya isu-isu yang beredar terhadap kopi luwak antara lain kehalalan, keamanan pangan, kelestarian lingkungan dan mengenai kesejahteraan hewan seperti yang sempat terjadi di Uni Eropa ketika ada penolakan kopi luwak Indonesia karena dianggap tidak memperhatikan kaidah animal welfare.


Menanggapi isu kehalalan yang sempat menghebohkan karena diniai bersifat najis, telah dikeluarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 07 Tahun 2010 tentang kopi luwak. Fatwa ini menetapkan bahwa Kopi Luwak adalah mutanajjis (barang terkena najis), akan tetapi bukan najis dan halal setelah disucikan. Kopi Luwak yang dimaksud adalah kopi yang berasal dari biji buah kopi yang dimakan oleh Luwak kemudian keluar bersama kotorannya dengan syarat biji kopi masih utuh terbungkus kulit tanduk serta dapat tumbuh jika ditanam kembali. 


Terkait dengan hal lainnya dan untuk menjaga mutu dari kopi luwak ini, pemerintah mengacu pada Standar Nasional Indonesia Kopi (SNI 01-2907-2008) mengenai standar teknis produksi kopi luwak baik pada sarana-prasarana dan bahan maupun kegiatan pada setiap tahapan proses produksi yang dilakukan.
 

Pengawasan juga dilakukan baik internal oleh pihak produsen kopi luwak atau pengolah kopi luwak maupun eksternal oleh suatu lembaga independen yang punya kewenangan di bidang pengawasan produksi Kopi Luwak berupa Otoritas Kompeten Kopi Luwak. 


Kopi luwak dianggap sebagai kopi terbaik dikarenakan kemampuan luwak dalam memilih biji kopi. Hewan yang memiliki bobot antara 1,3 kg sampai 5 kg ini  hanya akan memilih biji kopi yang masak merah, yaitu yang berwarna merah dan segar, sebagai makanannya.


Banyak yang mengira bahwa hewan yang mengeluarkan aroma khas seperti bau pandan dari kelenjar yang ada disekitar anusnya (perineal gland) ini hanya memakan buah kopi saja sehingga menghasilkan kopi luwak terus menerus. Padahal pada kenyataanya buah kopi itu sendiri bukan merupakan pakan utama bagi Luwak. Selain buah kopi, hewan berjenis musang ini menyukai buah-buahan yang ranum dan rasanya manis, seperti mangga, rambutan, pepaya, dan pisang.


Perlu diketahui bahwa pemberian buah kopi tidak dapat diberikan setiap hari, melainkan diberikan paling banyak tiga kali dalam seminggu dan paling banyak 15% dari berat badan hewan berkaki empat ini pada setiap kali pemberian. Pemberian pakan hewan yang dapat hidup pada pada kisaran 15-22 tahun di habitat alamiahnya ini diberikan secara teratur sesuai dengan jadwal, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 06.00 dan sore hari sekitar pukul 17.00. Dengan demikian, hewan yang panjang ekornya hampir sama dengan panjang tubuhnya ini dapat hidup mencapai 25 tahun jika dipelihara di kandang. 


Secara umum telah diketahui bahwa minuman kopi memang mengandung kafein, yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat membahayakan konsumen yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan lambung (maag). Akan tetapi lain halnya dengan kopi luwak. 


Biji kopi yang telah mengalami proses pencernaan relatif singkat di dalam lambung luwak ini menghasilkan kopi dengan kadar kafein yang lebih rendah. Dilansir bahwa melalui proses pencernaan yang melibatkan enzim-enzim protease di dalam cairan lambung (gastric juice), mengubah struktur mikro biji kopi akibat pemecahan protein sehingga rasa pahit lebih berkurang dan menurunkan kadar caffein di dalamnya. Hal ini tentunya menjadi nilai tambah tersendiri bagi para penikmat kopi yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan lambung.


Selain aromanya yang khas, kopi luwak memiliki cita rasa seperti lemon. Hal ini disebabkan oleh kadar asam sitrat yang tinggi. Kadar asam sitrat, asam malat dan perbandingan antara kadar inositol dan asam piroghutamat dapat dijadikan penanda (marker) untuk menilai keaslian dari kopi luwak. 

Meskipun harganya yang relatif mahal, hal inilah yang menjadikan kopi jenis luwak ini dinilai sangat menjanjikan. Sampai saat ini sudah ada tiga negara ekspor utama antara lain Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Selain itu Eropa, Amerika Serikat, dan Australia juga menjadi negara ekspor kopi luwak, walaupun jumlahnya belum signifikan. >>Hanny Bie Rizki<<

Comments

Popular Posts