Syarat Tumbuh Kopi berdasarkan GAP (Good Agriculture Practices/GAP on Coffee)



Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh seluruh dunia saat ini dimana dalam praktek berkelanjutan atau sustainability harus diperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Jadi, pada dasarnya program pembangunan pertanian berkelanjutan (berwawasan ekonomi, lingkungan, dan sosial) merujuk pada Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik (Good Agriculture Practices/GAP on Coffee) yang tentunya harus diterapkan untuk dapat menghasilkan kopi dengan kualitas dan kuantitas yang baik sehingga tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan maupun timbulnya permasalahan sosial.
Picture from www.infoagribisnis.com
Namun, terkait dengan sustainability ini, sebagai salah satu negara eksportir kopi terbesar dan agar produk ekspor kopi asal Indonesia dapat diterima di negara tujuan, maka harus menyertakan beberapa sertifkat tertentu seperti Fairtrade, Utz Certified, Organic, Common Code for Coffee Community (4C), Rainforest Alliance, Coffee And Farmer Equity (CAFE) Practices (Starbucks), dan Bird Friendly. Akan tetapi dibalik itu semua sebenarnya negara penerima ekpor ingin mengetahui kejelasan atau asal usul dari kopi tersebut dengan pasti atau yang biasa disebut dengan traceability yang berbasiskan pada sustainability.
Budidaya tanaman kopi harus dilakukan sesuai dengan kriteria lahan dari masing-masing jenis kopi. Berikut syarat tumbuh dari ketiga jenis kopi yang ada di Indonesia.

Arabica
Robusta
Liberika
Iklim
Tinggi tempat 1.000 s/d. 2.000 m d.p.l.
Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th.
Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
Suhu udara rata-rata 15-250C
Tinggi tempat 100 s/d. 600 m d.p.l.
Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th.
Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) + 3 bulan.
Suhu udara 21 – 24 0C.

Tinggi tempat 0 s/d. 900 m d.p.l.
Curah hujan 1.250 s/d. 3.500 mm/th.
Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) + 3 bulan.
Suhu udara 21 – 30 0C.
Tanah
Kemiringan tanah kurang dari 30 %.
Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas remah.
Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm) :
a) Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
b) Nisbah C/N antara 10 – 12.
c) Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)>15 me/100 g tanah.
d) Kejenuhan basa > 35 %.
e) pH tanah 5,5 – 6,5.
f) Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai tinggi.

Kemiringan tanah kurang dari 30 %.
Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas remah.
Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm) :
a) Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
b) Nisbah C/N antara 10 – 12.
c) Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) > 15 me/100 g tanah.
d) Kejenuhan basa > 35 %.
e) pH tanah 5,5 – 6,5.
f) Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai tinggi.

Kemiringan tanah kurang dari 30 %.
Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas remah.
Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm): a) Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
b) Nisbah C/N antara 10 – 12.
c) Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) > 15 me/100 g tanah.
d) Kejenuhan basa > 35 %.
e) pH tanah 4,5 – 6,5.
f) Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai tinggi.
  

Comments

Popular Posts